Senin, 10 November 2014

Laporan Kimia Permanganometri



LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU KIMIA DASAR
STANDARISASI PERMANGANOMETRI




Oleh :
Khusnul Khotimah
P1337431214017




POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI D IV GIZI
2014/2015






PRAKTIKUM KE                 : 4
HARI, TANGGAL                : Kamis, 9 Oktober 2014
MATERI                                 : Standarisasi Permanganometri
HASIL KERJA


       I.            TUJUAN

1.      Menentukan kadar dari kalium permanganat KMnO4 secara titrimetri dengan titrasi KMnO4 tersebut terhadap larutan asam oksalat dihidrat H2C2O4.2H2O

    II.            LATAR BELAKANG

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion MnO2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).
Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.
Percobaan ini juga merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum mengenai permanganometri, serta praktik yang sebenarnya sangat membantu pemahamn praktikan (Anonim, 2009.c.)


 III.            DASAR TEORI

Kalium permanganat telah lama digunakan dalam analisa redoks. Hal ini disebabkan karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi sebagian besar reduktor secara kuantitatif bila ditambahkan dalam jumlah yang ekivalen. Warna ungu tua ion permanganat menjadikan permanganatnya sendiri sebagai indikator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat menghasilkan warna yang terang meskipun dalam larutan yang besar volumenya.
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam dan tidak memerlukan indikator.


 IV.            PRINSIP
Prinsip titrasi permanganometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi. Pada percobaan permanganometri ini, secara garis besar terbagi atas dua komponen utama yang secara skema dapat digambarkan sebagai berikut :
Zat pentiter (dalam buret) KMnO4
Zat yang dititer (dalam erlenmeyer) H2C2O4
Akhir titrasi : Grek zat pentiter = Grek zat yang dititer
V1 x N1 = V2 x N2

Ket :
N2 = konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya
V2  = volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya
N1  = konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)
V1  = volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)


    V.            REAKSI
Kalium permanganat ynag digunakan pada permanganometri adalah oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pH larutannya.
Kekuatan sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi yang beraneka ragam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan. Reduksi MnO4- berlangsung sebagai berikut:
1.      Dalam larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebih
MnO4-  +  8H+  +  5e-                         Mn2 + 4H2O

2.      Dalam larutan netral, pH 4 – 10 
MnO4-   +  4H+  +  3e-                         MnO2 + 2H2O

3.      Dalam larutan basa, [OH-] 0,1 N atau lebih
MnO4   +  e-                            MnO42-



 VI.            ALAT DAN BAHAN
ALAT
1.     Statif dan Klem          = 1 buah
2.    Buret                           = 1 buah
3.    Bunsen                                    = 1 buah
4.    Erlenmeyer 250 mL     = 3 buah
5.    Pipet tetes                    = 1 buah
6.    Termometer                 = 1 buah
7.    Gelas ukur                   = 1 buah
8.    Corong                        = 1 buah
9.    Beaker glass                = 3 buah
10.                         Kaki tiga                    = 1 buah
11.                         Kasa penangas air      = 1 buah
12.                         Penangas air               = 1 buah
13.                         Tisu                            = secukupnya
BAHAN
1.      Larutan KMnO4 0,1 N sebanyak 25 mL
2.      Asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 mL @3
3.      H2SO4 6 N sebanyak 10 mL @3



VII.            PROSEDUR KERJA
1.      Prosedur penyiapan larutan KMnO4 0,1 N
v   Sebanyak 3,16 gram kristal KMnO4 ditimbang dan dimasukkan kedalam beaker glass.
v   Ditambahkan kedalam beaker glass aquades hingga volume 200 mL. Larutan diaduk rata dan dipanaskan hingga mendidih.
v   Larutan didinginkan dan disimpan ke dalam botol coklat agar tidak terkontaminasi.
v   Apabila larutan akan digunakan larutan harus distandarisasi terlebih dahulu.

2.      Prosedur standarisasi larutan KMnO4 0,1 N
v  Dipipet 10 mL asam oksalat 0,1 N menggunakan pipet volume, masukkan kedalam erlenmeyer 100 mL.
v  Ke dalam erlenmeyer ditambahkan 10 mL H2SO4 6 N aduk rata kemudian panaskan hingga mencapai 70-80 oC menggunakan penangas air.
v  Dalam keadaan panas titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 0,1 N hingga diperoleh warna merah rosa yang stabil.
v  Setelah warna tersebut terbentuk, catat volume KMnO4 yang terpakai.
v  Lakukan percobaan diatas sebanyak 3 kali.
v  Hitung volume KMnO4 rata-rata, konsentrasi dan %  ralatnya.

VIII.            DATA HASIL KERJA
No.
Titrasi
Hasil volume terpakai (KMnO4) (mL)
1.
Pertama (1)
1,5
2.
Kedua (2)
1,7
3.
Ketiga (3)
1,1

 IX.            PERHITUNGAN

·         Volume rata-rata KMnO4
Jadi, volume rata-rata KMnO4 yang digunakan sebagai pentiter sebanyak 1,433 mL.

·         Konsentrasi KMnO4 yang sebenarnya
1.    Berat asam oksalat :
a.              Diketahui : 0,315 gram asam oksalat untuk 100 ml
b.              Ditanya : berat asam oksalat untuk 500 ml
c.              Jadi, berat asam oksalat nya itu = 0,315 x 5 = 1.575 gram

2.             

3.              Untuk mencari konsentrasi KMnO4 yang sesungguhnya, digunakan rumus sebagai berikut  :
N1 . V1         = N2 . V2
0,05 . 10        = N2 . 1.433
N2                 = 0,3489 N
KET:
V1 = Volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
N1 = Konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
V2 = Volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4) rata-rata.
N2 = Konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4)



·      Mencari % ralatnya
Mencari % ralat menggunakan cara sebagai berikut:

 X 100% = 0,3489 / 0,1 x 100% =348,9 %

Sehingga dapat diketahui % ralat dari KMnO4 adalah 348,9 %


    X.            PEMBAHASAN
Pada praktikum standarisasi permanganometri ini pertama-tama hal yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan praktikum. Kemudian memastikan alat yang digunakan ini bersih atau tidak, jika tidak maka kami harus membersihkannya terlebih dahulu dengan menggunakan air lalu di lap dengan tisu. Selanjutnya mengambil larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet volum dan memasukkan larutan asam oksalat tersebut kedalam tabung erlenmeyer ukuran 250 mL, selanjutnya mengambil larutan H2SO4 sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet volum dan mencampur larutan tersebut dengan larutan asam oksalat di dalam erlenmeyer. Setelah larutan terambil kami menyiapkan hot plate (tempat pemanas) sebagai pengganti spirtus karena tidak tersediannya alat penangas api. Akan tetapi karena alat ini terbatas maka kami pun harus menggunakan alat ini secara bergatian. Langkah selanjutnya ialah menaruh tabung erlenmeyer diatas hot plate dengan mengatur suhunya terlebih dahulu yakni 80 oC. Sambil mununggu larutan tersebut panas, kami siapkan larutan sebagai pentiter yakni larutan kalium permanganat  KMnO4 sebanyak 25 mL kedalam beaker glass ukuran 200 mL lalu tuangkan kedalam buret dengan menggunakan corong kecil, sebelum memasukkan larutan penitran kedalam buret pastikan tidak ada celah dengan memasukkan sedikit air lalu keluarkan kembali dan menutup kran dengan rapat. Setelah larutan dalam erlenmeyer panas kami langsung mengambil dengan tisu dan melakukan titrasi pertama. Pada saat titrasi pertama, terdapat kendala yakni buret yang kami pakai ternyata mengalami kebocoran sehingga hasil titrasi tidak berhasil maksimal dan titik akhir titrasi (TAT) yang kami dapatkan bukan berwarna merah rosa akan tetapi lebih condong merah pink.
Pada titrasi kedua, kami melakukan prosedur yang sama dari awal pengambilan bahan sampai pemanasan dengan lancar. Akan tetapi pada saat titrasi kami harus menunggu dengan kelompok lain sedangkan larutan yang kami panaskan seharusnya sudah siap di titrasi. Akhirnya kami membiarkan larutan dingin dan menunggu bergiliran. Hasil yang kami dapatkan dari titrasi yang kedua ini ialah TAT masih berwarna merah agak pink.
Pada titrasi ketiga, kami melakukan prosedur yang sama dari awal pengambilan bahan sampai pemanasan dengan lancar. Meskipun begitu kami berusaha agar titrasi kali ini tidak seperti titrasi yang sebelumnya. Pada saat titrasi kami lebih berhati-hati dalam meneteskan penitran sedikit demi sedikit dengan terus menggoyangkan erlenmeyer agar tercampur. Namun karena ketidaksengajan tetesan pentiter justru terkena pada dinding erlenmeyer. Padahal hal ini tidak diperbolehkan karena mempengaruhi konsentrasi dan volume hasil perhitungan nanti. Akhirnya kami mencatat hasil titrasi apa adanya dan menghitung konsentrasi akhir dari larutan tersebut.
Dari semua data yang kami dapatkan dapat diambil rata-rata volume dan konsentrasi dari larutan kalium permanganat yang digunakan dalam titrasi dengan perhitungan sebagai berikut:
Volume rata-rata KMnO4
Diambil dari hasil titrasi larutan pertama sampai ketiga dengn perhitungan sebgaai berikut:
Jadi, volume rata-rata KMnO4 yang digunakan sebagai pentiter sebanyak 1,433 mL

Konsentrasi KMnO4  yang sebenarnya
·         Berat asam oksalat :
o   Diketahui : 0,315 gram asam oksalat untuk 100 ml
o   Ditanya : berat asam oksalat untuk 500 ml
o   Jadi, berat asam oksalat nya itu = 0,315 x 5 = 1.575 gram

·        

·        

·         Untuk mencari konsentrasi KMnO4 yg sesungguhnya, digunakan rumus sebagai berikut  :
N1 . V1           = N2 . V2
0,05 . 10          = N2 . 1.433
N2                   = 0,3489 N

KET:
V1 = Volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
N1 = Konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
V2 = Volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4) rata-rata.
N2 = Konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4)

·      Mencari % ralatnya
Mencari % ralat menggunakan cara sebagai berikut:

 X 100% = 0,3489 / 0,1 x 100% =348,9 %

Sehingga dapat diketahui % ralat dari KMnO4 adalah 348,9 %.
Secara garis besar, kami menyadari terdapat banyak kesahan yang kami lakukan selama praktikum ini berlangsung. Kesalahan yang kami lakukan dalam praktikum ini yaitu :
Kesalahan awal
1.        Normalitas KMnO4 yang sebenarnya lebih besar dari normalitas yang diketahui, karena  pada saat pembutan reagen terjadi kesalahan penimbangan KMnO4. Seharusnya normalitas KMnO4 yang  benar adalah kurang dari 0,1 atau sama dengan 0,1.
2.        Berat KMnO4  pada saat pembuatan reagen adalah 15,80 gram, tetapi berat yang seharusnya adalah 3,16 .
3.        Berat KMnO4 yang ditimbang 5x lebih berat dari berat sebenarnya membuat larutan KMnO4menjadi lebih pekat dari yang seharusnya, sehingga volume titrasinya menjadi lebih sedikit.
Dengan kesalahan awal ini maka volume yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang sebenarnya yakni harusnya berkisar antara 8 mL sampai 9 mL.

Kesalahan saat titrasi
1.        Kebocoran buret pada saat titrasi pertama mengakibatkan penambahan KMnO4 yang menetes terlalu cepat pada larutan H2C2O4. Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung mengakibatkan reaksi redoksantara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2 + 2H2O Menjadi 5MnO2 + 4H+. Sehingga hasil kahir titrasi pun berwarna merah terlalu pink.
2.        Membiarkan larutan pentiter pada buret terlalu lama karena harus menunggu proses pemanasan. Padahal apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah lautan berwarna merah rosa.
3.        Larutan pentiter mengenai dinding erlenmeyer. Hal ini merupakan hal yang tidak sepele dikarenakan larutan yang menetes dan terkena pada dinding titrasi nantinya akan mempengaruhi volume dan konsentrasi akhir dari larutan kalium permanganat ynag digunakan.
4.        Ketidaktelitian praktikan dalam mengambil larutan dengan menggunkaan pipet volum serta perhitungan awal yang keliru sehingga berpengaruh terhadap volume larutan yang digunakan, kerena kelebihan 1 mili saja sudah berpengaruh terhadap volume dan konsentrasi akhir larutan titrasi.

 XI.            KESIMPULAN
Berdasar hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa :
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion MnO2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Kesalahan dalam praktikum ini diantaranya menyangkut penggunaan alat dan juga ketidaktelitian praktikan dalam melakukan prossedur titrasi dan pembuatan reagen di awal praktikum.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar