LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
KIMIA DASAR
STANDARISASI
PERMANGANOMETRI

Oleh
:
Khusnul
Khotimah
P1337431214017
POLTEKKES
KEMENKES SEMARANG
PRODI
D IV GIZI
2014/2015
PRAKTIKUM KE :
4
HARI, TANGGAL :
Kamis, 9 Oktober 2014
MATERI :
Standarisasi Permanganometri
HASIL KERJA
I.
TUJUAN
1. Menentukan
kadar dari kalium permanganat KMnO4 secara titrimetri dengan titrasi
KMnO4 tersebut terhadap larutan asam oksalat dihidrat H2C2O4.2H2O
II.
LATAR BELAKANG
Permanganometri adalah titrasi yang
didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak
sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion MnO2+
dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator yang
paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam
suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).
Permanganometri juga bisa digunakan
untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri
ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.
Percobaan ini juga merupakan
aplikasi dari prinsip-prinsip umum mengenai permanganometri, serta praktik yang
sebenarnya sangat membantu pemahamn praktikan (Anonim, 2009.c.)
III.
DASAR TEORI
Kalium
permanganat telah lama digunakan dalam analisa redoks. Hal ini disebabkan
karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi
sebagian besar reduktor secara kuantitatif bila ditambahkan dalam jumlah yang
ekivalen. Warna ungu tua ion permanganat menjadikan permanganatnya sendiri
sebagai indikator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat menghasilkan
warna yang terang meskipun dalam larutan yang besar volumenya.
Kalium permanganat merupakan
oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam dan tidak memerlukan indikator.
IV.
PRINSIP
Prinsip titrasi permanganometri
adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi. Pada percobaan permanganometri
ini, secara garis besar terbagi atas dua komponen utama yang secara skema dapat
digambarkan sebagai berikut :
Zat pentiter (dalam buret) KMnO4
Zat yang dititer (dalam erlenmeyer) H2C2O4
Akhir titrasi : Grek zat pentiter = Grek zat yang
dititer
V1 x N1 = V2 x N2
Ket
:
N2 = konsentrasi
larutan yang belum diketahui konsentrasinya
V2 = volume
larutan yang belum diketahui konsentrasinya
N1 =
konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)
V1 = volume
larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)
V.
REAKSI
Kalium permanganat ynag digunakan
pada permanganometri adalah oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara yang
berbeda-beda, tergantung pH larutannya.
Kekuatan sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai
dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi yang beraneka ragam
ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan. Reduksi MnO4-
berlangsung sebagai berikut:
1. Dalam
larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebih

2. Dalam
larutan netral, pH 4 – 10

3. Dalam
larutan basa, [OH-] 0,1 N atau lebih

VI.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Statif dan Klem = 1 buah
2. Buret = 1 buah
3. Bunsen = 1 buah
4. Erlenmeyer
250 mL = 3 buah
5. Pipet
tetes = 1 buah
6. Termometer
= 1 buah
7. Gelas
ukur = 1 buah
8. Corong
= 1 buah
9. Beaker
glass = 3 buah
10.
Kaki tiga =
1 buah
11.
Kasa penangas air = 1 buah
12.
Penangas air =
1 buah
13.
Tisu =
secukupnya
BAHAN
1. Larutan
KMnO4 0,1 N sebanyak 25 mL
2. Asam
oksalat 0,1 N sebanyak 10 mL @3
3. H2SO4
6 N sebanyak 10 mL @3
VII.
PROSEDUR KERJA
1.
Prosedur
penyiapan larutan KMnO4 0,1 N
v Sebanyak
3,16 gram kristal KMnO4 ditimbang dan dimasukkan kedalam beaker
glass.
v Ditambahkan
kedalam beaker glass aquades hingga volume 200 mL. Larutan diaduk rata dan
dipanaskan hingga mendidih.
v Larutan
didinginkan dan disimpan ke dalam botol coklat agar tidak terkontaminasi.
v Apabila
larutan akan digunakan larutan harus distandarisasi terlebih dahulu.
2.
Prosedur
standarisasi larutan KMnO4 0,1 N
v Dipipet
10 mL asam oksalat 0,1 N menggunakan pipet volume, masukkan kedalam erlenmeyer
100 mL.
v Ke
dalam erlenmeyer ditambahkan 10 mL H2SO4 6 N aduk rata
kemudian panaskan hingga mencapai 70-80 oC menggunakan penangas air.
v Dalam
keadaan panas titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 0,1 N
hingga diperoleh warna merah rosa yang stabil.
v Setelah
warna tersebut terbentuk, catat volume KMnO4 yang terpakai.
v Lakukan
percobaan diatas sebanyak 3 kali.
v Hitung
volume KMnO4 rata-rata, konsentrasi dan % ralatnya.
VIII.
DATA HASIL KERJA
No.
|
Titrasi
|
Hasil volume
terpakai (KMnO4) (mL)
|
1.
|
Pertama (1)
|
1,5
|
2.
|
Kedua (2)
|
1,7
|
3.
|
Ketiga (3)
|
1,1
|
IX.
PERHITUNGAN
·
Volume
rata-rata KMnO4

Jadi,
volume rata-rata KMnO4 yang digunakan sebagai pentiter sebanyak
1,433 mL.
·
Konsentrasi
KMnO4 yang sebenarnya
1. Berat
asam oksalat :
a.
Diketahui :
0,315 gram asam oksalat untuk 100 ml
b.
Ditanya : berat
asam oksalat untuk 500 ml
c.
Jadi, berat asam
oksalat nya itu = 0,315 x 5 = 1.575 gram
2.




3.
Untuk mencari
konsentrasi KMnO4 yang sesungguhnya, digunakan rumus sebagai berikut :
N1 . V1 = N2 . V2
0,05 . 10 = N2 . 1.433
N2 = 0,3489 N
KET:
V1
= Volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
N1
= Konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
V2
= Volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4)
rata-rata.
N2
= Konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4)
· Mencari %
ralatnya
Mencari % ralat menggunakan cara sebagai berikut:

Sehingga dapat diketahui % ralat dari KMnO4
adalah 348,9 %
X.
PEMBAHASAN
Pada praktikum standarisasi permanganometri ini
pertama-tama hal yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan praktikum.
Kemudian memastikan alat yang digunakan ini bersih atau tidak, jika tidak maka
kami harus membersihkannya terlebih dahulu dengan menggunakan air lalu di lap
dengan tisu. Selanjutnya mengambil larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 mL
dengan menggunakan pipet volum dan memasukkan larutan asam oksalat tersebut
kedalam tabung erlenmeyer ukuran 250 mL, selanjutnya mengambil larutan H2SO4
sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet volum dan mencampur larutan tersebut
dengan larutan asam oksalat di dalam erlenmeyer. Setelah larutan terambil kami
menyiapkan hot plate (tempat pemanas) sebagai pengganti spirtus karena tidak
tersediannya alat penangas api. Akan tetapi karena alat ini terbatas maka kami
pun harus menggunakan alat ini secara bergatian. Langkah selanjutnya ialah
menaruh tabung erlenmeyer diatas hot plate dengan mengatur suhunya terlebih
dahulu yakni 80 oC. Sambil mununggu larutan tersebut panas, kami
siapkan larutan sebagai pentiter yakni larutan kalium permanganat KMnO4 sebanyak 25 mL kedalam
beaker glass ukuran 200 mL lalu tuangkan kedalam buret dengan menggunakan
corong kecil, sebelum memasukkan larutan penitran kedalam buret pastikan tidak
ada celah dengan memasukkan sedikit air lalu keluarkan kembali dan menutup kran
dengan rapat. Setelah larutan dalam erlenmeyer panas kami langsung mengambil
dengan tisu dan melakukan titrasi pertama. Pada saat titrasi pertama, terdapat
kendala yakni buret yang kami pakai ternyata mengalami kebocoran sehingga hasil
titrasi tidak berhasil maksimal dan titik akhir titrasi (TAT) yang kami
dapatkan bukan berwarna merah rosa akan tetapi lebih condong merah pink.
Pada titrasi kedua, kami melakukan prosedur
yang sama dari awal pengambilan bahan sampai pemanasan dengan lancar. Akan
tetapi pada saat titrasi kami harus menunggu dengan kelompok lain sedangkan
larutan yang kami panaskan seharusnya sudah siap di titrasi. Akhirnya kami membiarkan
larutan dingin dan menunggu bergiliran. Hasil yang kami dapatkan dari titrasi
yang kedua ini ialah TAT masih berwarna merah agak pink.
Pada titrasi ketiga, kami melakukan
prosedur yang sama dari awal pengambilan bahan sampai pemanasan dengan lancar.
Meskipun begitu kami berusaha agar titrasi kali ini tidak seperti titrasi yang
sebelumnya. Pada saat titrasi kami lebih berhati-hati dalam meneteskan penitran
sedikit demi sedikit dengan terus menggoyangkan erlenmeyer agar tercampur.
Namun karena ketidaksengajan tetesan pentiter justru terkena pada dinding
erlenmeyer. Padahal hal ini tidak diperbolehkan karena mempengaruhi konsentrasi
dan volume hasil perhitungan nanti. Akhirnya kami mencatat hasil titrasi apa
adanya dan menghitung konsentrasi akhir dari larutan tersebut.
Dari semua data yang kami dapatkan
dapat diambil rata-rata volume dan konsentrasi dari larutan kalium permanganat
yang digunakan dalam titrasi dengan perhitungan sebagai berikut:
Volume
rata-rata KMnO4
Diambil
dari hasil titrasi larutan pertama sampai ketiga dengn perhitungan sebgaai
berikut:

Jadi,
volume rata-rata KMnO4 yang digunakan sebagai pentiter sebanyak
1,433 mL
Konsentrasi
KMnO4 yang sebenarnya
·
Berat asam
oksalat :
o
Diketahui :
0,315 gram asam oksalat untuk 100 ml
o
Ditanya : berat
asam oksalat untuk 500 ml
o
Jadi, berat asam
oksalat nya itu = 0,315 x 5 = 1.575 gram
·



·


·
Untuk mencari
konsentrasi KMnO4 yg sesungguhnya, digunakan rumus sebagai berikut :
N1
. V1 = N2 . V2
0,05
. 10 = N2 . 1.433
N2 =
0,3489 N
KET:
V1
= Volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
N1
= Konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan H2C2O4)
V2
= Volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4)
rata-rata.
N2
= Konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya (KMnO4)
· Mencari
% ralatnya
Mencari % ralat menggunakan cara
sebagai berikut:

Sehingga dapat diketahui % ralat
dari KMnO4 adalah 348,9 %.
Secara garis besar, kami menyadari terdapat banyak
kesahan yang kami lakukan selama praktikum ini berlangsung. Kesalahan yang kami
lakukan dalam praktikum ini yaitu :
Kesalahan awal
1.
Normalitas KMnO4
yang sebenarnya lebih besar dari normalitas yang diketahui, karena pada saat pembutan reagen terjadi kesalahan
penimbangan KMnO4. Seharusnya normalitas KMnO4 yang benar adalah kurang dari 0,1 atau sama dengan
0,1.
2.
Berat KMnO4 pada saat pembuatan reagen adalah 15,80 gram,
tetapi berat yang seharusnya adalah 3,16 .
3.
Berat KMnO4
yang ditimbang 5x lebih berat dari berat sebenarnya membuat larutan KMnO4menjadi
lebih pekat dari yang seharusnya, sehingga volume titrasinya menjadi lebih
sedikit.
Dengan kesalahan awal ini maka volume yang dihasilkan
tidak sesuai dengan yang sebenarnya yakni harusnya berkisar antara 8 mL sampai
9 mL.
Kesalahan saat titrasi
1.
Kebocoran buret
pada saat titrasi pertama mengakibatkan penambahan KMnO4 yang
menetes terlalu cepat pada larutan H2C2O4.
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4
yang ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung mengakibatkan reaksi
redoksantara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2 + 2H2O Menjadi 5MnO2 +
4H+. Sehingga hasil kahir titrasi pun berwarna merah terlalu pink.
2.
Membiarkan
larutan pentiter pada buret terlalu lama karena harus menunggu proses
pemanasan. Padahal apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan
KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya adalah lautan berwarna merah rosa.
3.
Larutan pentiter
mengenai dinding erlenmeyer. Hal ini merupakan hal yang tidak sepele
dikarenakan larutan yang menetes dan terkena pada dinding titrasi nantinya akan
mempengaruhi volume dan konsentrasi akhir dari larutan kalium permanganat ynag
digunakan.
4.
Ketidaktelitian
praktikan dalam mengambil larutan dengan menggunkaan pipet volum serta
perhitungan awal yang keliru sehingga berpengaruh terhadap volume larutan yang
digunakan, kerena kelebihan 1 mili saja sudah berpengaruh terhadap volume dan
konsentrasi akhir larutan titrasi.
XI.
KESIMPULAN
Berdasar hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa :
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada
reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai
oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion MnO2+ dalam
suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat
atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling
baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam
menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Kesalahan dalam
praktikum ini diantaranya menyangkut penggunaan alat dan juga ketidaktelitian
praktikan dalam melakukan prossedur titrasi dan pembuatan reagen di awal
praktikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar